Popular Posts

Wednesday 24 October 2012

Antara kelebihan dan fadhilat puasa sunat Arafah pula ialah:


Sabda Rasullullah S.A.W lagi: “Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya iaitu :-
1. Orang-orang yang mati syahid
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam Bulan Ramadhan.
3. Orang berpuasa di hari Arafah. ”

Ma'rifat

بســـــم الله الرّحمـــن الرّحــــيم.
السّـــــلام عليـــكم ورحمـــة الله وبركاته.
قال الله تعـــالى:
كنت خزينة خافية أحببت أن أعرف فخلقت الخلق فتعرفت اليهم فعرفوني: الحديث القدس
Yang Artinya:
Aku (ALLOH) adalah perbendaharaan yang tersembunyi (Ghaib), Aku ingin memperkenalkan siapa Aku, maka aku ciptakanlah mahluk. Oleh karena itu Aku memperkenalkan DiriKu kepada mereka. Maka mereka itu mengena...
l Aku (Al-Hadits Qudsi)
Inilah Hadits diatas Masih terkait dengan Firman ALLOH dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi Ayat:110.


Sebelum kita melangkah lebih lanjut dengan pembahasan mengenai Ma’rifat, maka sebaiknya kita memahami dulu apa sebenarnya Ilmu Tauhid, Ilmu Hakekat dan Ilmu Ma'rifah itu. Karena Ilmu Tauhid, Ilmu Hakekat & Ilmu Ma’rifah sangat erat hubungannya dengan tasawuf, salaf dan Sufi.
Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubung-hubungkan para ahli untuk menjelaskan kata tasawuf, dengan istilah yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu al-suffah, (orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah), saf (barisan), sufi (suci), sophos (bahasa yunani : hikmat), dan suf (kain wol). Keseluruhan kata ini bisa saja dihubungkan dengan Tasawuf.
Sedangkan dari segi Linguistik (kebahasaan) Tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap Arief, bijaksana.
Sedangkan dari segi istilah Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada ALLOH SWT.
Tasawuf adalah merupakan bagian dari perkembangan ilmu Islam. Tasawwuf selalu menjadi perbincangan dalam setiap kurun waktu seiring dengan perjalanan sejarah umat Islam itu sendiri.
Tasawwuf adalah kelanjutan umat islam dalam pencariannya terhadap Dzat Tunggal. Mereka berupaya mendaki maqam-maqam tertentu.
Diantara konsep tentang maqom-maqomat, dan ma’rifah termasuk yang sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam.
Ilmu Tauhid atau Ilmu Hakekat Hingga Ilmu Ma'rifah adalah ilmu yang didasari oleh Al-Qur'an dan Hadits dengan tujuan utamanya amar ma'ruf nahi munkar.

Pengertian Ma’rifat
Dari segi bahasa Ma’rifat berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifat yang artinya: pengetahuan dan pengalaman. Dan berarti pengetahuan tentang rahasia hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi dari ilmu yang biasa didapati oleh orang-orang pada umumnya.
Ma’rifat adalah pengetahuan yang objeknya bukan pada hal-hal yang bersifat dzahir, tetapi lebih mendalam bathin-nya dengan mengetahui rahasianya.
Hal ini didasarkan pada pandangan (Syuhud-Musyahadah). bahwa akal Fikir manusia sanggup mengetahui hakikat ketuhanan dan hakikat itu satu dari segala yang maujud berasal dari yang satu.
Ma’rifat digunakan untuk menunjukkan pada salah satu tingkatan dalam Ilmu Tauhid Ilmu Hakekat dan Ilmu Ma'rifat. Adapun Ma’rifat seiring muncul dengan adanya istilah Tasawwuf, dimana ada Tasawwuf ( sufi ‘) berusaha melakukan pendekatan dan pengenalan kepada Allah untuk mencapai tingkat ma’rifatullah yang tinggi. Disaat itulah mulai dikenal istilah Ma’rifat.
Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman tentang hal ma’rifat, ada baiknya kita mendalami dengan kata lain kita mencari GURU / SYEIKH MURSYID yang Mau Membimbing kita Dan Bertanggung jawab Hingga Akhirat.
Tujuan ma’rifat menurut beliau para Syeikh Mursyid adalah berhubungan dengan Allah, yaitu Syuhud-musyahadat terhadap wajah Allah dengan kendalinya jiwa basyariyah kepada eksistensinya, wasilahny, Riyadhoha dan mujahadah oleh spiritual-nya. Ma’rifat datang ke hati dalam bentuk kasyaf atau Ilham.
Syeikh Mursyid Akmaliah CMH IBRAHIM dengan Fatwanya bahwa : Ma’rifat menggambarkan hubungan rapat dalam bentuk pengetahuan dengan Hati puad / hati sanubari. Dalam artian mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati-sanubari dapat melihat-NYA .
Oleh karena itu kaum sufi mengatakan :
1. Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanyalah Alloh.
2. Makrifat adalah cermin, kalau seorang yang arif melihat ke cermin maka yang dilihatnya hanyalah Alloh.
3. Yang dilihat orang arif saat tidur dan bangun hanyalah Alloh.
4. Sekiranya Ma’rifat mengambil bentuk materi, semua orang yang melihatnya akan mati karena tak tahan melihat kecantikan dan bentuk keindahannya, dan semua cahaya akan menjadi gelap disamping cahaya keindahan yang gilang gemilang.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita fahami bahwa ma’rifat adalah mengetahui rahasia-rahasia Alloh dengan hati fuad / hati sanubari.
Tujuan yang ingin dicapai ma’rifat adalah mengetahui rahasia-rahasia yang terdapat dalam diri.
Ma’rifat dalam arti harfiah adalah Pengenalan seorang Hamba terhadap Tuhannya, dalam hal ini adalah Allah, karena tujuan utama dari seorang hamba adalah mengenal Tuhannya dengan baik dan berusaha mencintaiNya.
Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Alloh adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajad/level yang tinggi. "(Alloh) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya." (QS.5:54).

Setelah di raihnya maqam mahabbah ini tidak ada lagi maqam yang lain kecuali buah dari mahabbah itu sendiri. Pengantar-pengantar spiritual seperti sabar, taubat, zuhud, dan lain lain nantinya akan berujung pada mahabatullah (cinta kepada Alloh). Ma’rifat kepada Alloh adalah puncak tujuan seseorang hamba. Maka apabila Tuhan telah membukakan bagimu suatu jalan untuk mengenal kepada-Nya, tidak usahlah kau hiraukan berapa banyak amal perbuatanmu; meskipun masih sangat sedikit amal kebaikanmu sekalipun. Sebab ma’rifat merupakan suatu karunia pemberian langsung dari Alloh, maka ia sekali-kali tidak bergantung pada banyak atau sedikitnya amal kebaikan.
Fitrah manusia mengenal Alloh, baik dalam pengertian ‘aam (umum) maupun dalam arti khush (khusus). Yang dimaksud mengenal Allah dalam pengertian umum ialah pengenalan iman kepada Alloh, sebagaimana yang dikaji dalam ‘aqoidul iman yang sangat mendasar. Itulah ilmu tauhid yang disebut sebagai inti agama. Atau pokok dari segala yang pokok. Dengan kata lain, tauhid merupakan keyakinan yang paling dasar untuk diajarkan kepada setiap manusia sebelum lebih jauh menjalar pada aspek-aspek lain dalam agama.
Adapun yang dimaksud pengenalan secara khusus ialah mengenal Allah dalam arti Ma’rifatullah (melihat Alloh) dengan matahati. Maka ia melihat “Tak ada perbuatan yang bertebaran di alam ini , kecuali perbuatan Allah; Tak ada nama yang melekat pada suatu apapun, melainkan nama Alloh; Tak ada sifat yang mewarnai diri, kecuali sifat Aloah; Tak ada zat yang meliputi makhluk, melainkan Zat Alloh”.
Anugrah Alloh kepada hamba yang dikasihi–Nya merupakan lensa ma’rifat yang hakiki kepada-Nya. Sebab bagi orang yang tak dapat anugerah Alloh, ia mengenal Tuhan mereka menurut versi angan khayal mereka. Seperti Fir’aun yang menuhankan dirinya, Namrud menuhankan patung batu (arca) dan di zaman kini banyak orang yang menuhankan sesuatu selain Alloh, seperti menuhankan kekuatan alam dan teknologi. Mereka itu sebagai contoh orang yang tidak mendapat anugerah ma’rifat dari Alloh.
Jika Alloh telah menunjukkan kepada hamba-Nya dengan sebagian sebab-sebab sehingga ia menjadi orang yang ma’rifat, kemudian kepadanya dibukakan pintu kema’rifatan yang tetap (sakinah) sehingga ia mendapat ketenangan yang luar biasa. Dan ini merupakan nikmat yang paling besar.
Apabila kamu dibukakan pintu ma’rifat yang hakiki maka janganlah kamu hiraukan amalmu yang sedikit. Sebab di atas telah diterangkan bahwa ma’rifat itu adalah anugerah dari Alloh yang datangnya tidak menggantungkan akan banyak atau sedikitnya amal kebaikan.
Ma’rifat adalah anugerah Alloh yang didasari kasih Tuhan kepada hamba-Nya. Adapun amal ibadah sebagai persembahan hamba kepada Tuhannya. Dimisalkan; anugerah itu seperti martabat seorang budak yang diangkat oleh raja menjadi perdana menteri. Adapun amal ibadah seumpama upeti rakyat kepada rajanya. Maka betapa sangat jauh perbedaan antara keduanya.
Sesungguhnya maksud dan tujuan kebanyakan manusia memperbanyak amal kebaikan itu adalah agar mereka dapat mendekatkan (Taqarrub) dirinya kepada Alloh dengan amal itu. Tetapi perlu disadari bahwa itu tidak akan berubah maksudnya karena banyak atau sedikitnya amal seorang hamba.
Dalam hal ini dapat dimisalkan seperti orang yang sedang menderita sakit, disebabkan penyakit yang dideritanya maka menjadi berkuranglah ibadahnya kepada Alloh.
Boleh jadi penyakit yang dideritanya itu sebagai sebab dan isyarat terbukanya pintu kema’rifatan kepada Alloh.
Oleh sebab itu jangan mempunyai perasaan banyaknya amal ibadah yang tertinggal disebabkan sakit. Dengan sakit yang dideritanya itu bisa merasa dekat dengan Alloh. Perasaan lapang dada, luas hatinya dan telah meninggalkan berbagai kenikmatan dunia seraya diiringi oleh rasa cinta negeri akhirat. Juga telah siap tuk meninggalkan dunia yang fana sebelum kematian itu datang.
Ini juga sebagai pertanda orang yang telah mendapatkan Nur Ilahi atau Minnah (anugerah Alloh). Kesadarannya bahwa Alloh bisa berbuat apa saja menurut kehendaknya, sebagai tanda kearifannya.

Alat untuk Ma’rifat:
Alat yang digunakan untuk ma’rifat telah ada dalam diri manusia yaitu Qalbu (hati), qalbu selain alat untuk merasa juga alat untuk berfikir. Bedanya Qalbu dengan akal ialah bahwa akal tak bisa memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang Tuhan. Sedangkan Qalbu bisa mengetahui hakikat dari segala yang ada dan jika dilimpahi cahaya Tuhan bisa mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Qalbu yang telah dibersihkan dari segala dosa dan maksiat melalui serangkaian zikir dan wirid secara teratur atau menjalankan KAEFIAT RIYADHOH & MUDJAHADAH dari Syeik Mursyid Ia akan dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, yaitu saat hati tersebut disinari cahaya Tuhan.
Proses sampainya qalbu pada cahaya Tuhan ini erat kaitannya dengan dengan konsep takhalli, tahalli, tajalli. Takhalli yaitu mengosongkan diri dari akhlak yang tercela dan perbuatan maksiat melalui tobat, selanjutnya Tahalli yaitu menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dan amal yang sholeh (Ibadah). Sedangkan Tajalli adalah terbukanya hijab sehingga tampak jelas cahaya Tuhan. Dengan limpahan cahaya Tuhan itulah manusia dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Dengan demikian ia dapat mengetahui apa-apa yang tidak bisa diketahui manusia biasa. Orang yang sudah mencapai makrifat akan memperoleh hubungan langsung dengan Alloh.

Manfaat dari Ma’rifat:
Semua yang ada di alam ini mutlak ada dalam kekuasaan Alloh. Ketika kita melihat fenomena alam, kita bisa ingat kepada Alloh. Puncak ilmu adalah mengenal Alloh (ma'rifatulloh). Kita dikatakan sukses dalam belajar bila dengan belajar itu kita semakin mengenal Alloh. Jadi percuma saja sekolah tinggi, luas pengetahuan, gelar ini dan itu, bila semua itu tidak menjadikan kita makin mengenal Alloh.
Mengenal Alloh adalah aset terbesar. Mengenal Alloh akan membuahkan akhlak mulia. Betapa tidak, dengan mengenal Alloh kita akan merasa ditatap, didengar, dan diperhatikan selalu. Inilah kenikmatan hidup sebenarnya. Bila demikian, hidup pun jadi terarah, tenang, ringan, dan bahagia. Sebaliknya, saat kita tidak mengenal Alloh, hidup kita akan sengsara, terjerumus pada maksiat, tidak tenang dalam hidup, dan sebagainya.
Ciri orang yang ma'rifat adalah laa khaufun 'alaihim wa lahum yahzanuun. Ia tidak takut dan sedih dengan urusan duniawi. Karena itu, kualitas ma'rifat kita dapat diukur. Bila kita selalu cemas dan takut kehilangan dunia, itu tandanya kita belum ma'rifat. Sebab, orang yang ma'rifat itu susah senangnya tidak diukur dari ada tidaknya dunia. Susah dan senangnya diukur dari dekat tidaknya ia dengan Alloh.

Maka, kita harus mulai bertanya bagaimana agar setiap aktivitas bisa membuat kita semakin kenal, dekat dan taat kepada Alloh.
1), Hidup selalu berada di jalan yang benar.
2), memiliki kekuatan menghadapi cobaan hidup. Kekuatan tersebut lahir dari terjaganya keimanan.
3), Alloh akan mengaruniakan ketenangan dalam hidup. Tenang itu mahal harganya. Ketenangan tidak bisa dibeli dan ia pun tidak bisa dicuri. Apa pun yang kita miliki, tidak akan pernah ternikmati bila kita selalu resah gelisah.
4), seorang ahli ibadah akan selalu optimis. Ia optimis karena Alloh akan menolong dan mengarahkan kehidupannya. Sikap optimis akan menggerakkan seseorang untuk berbuat. Optimis akan melahirkan harapan. Tidak berarti kekuatan fisik, kekayaan, gelar atau jabatan bila kita tidak memiliki harapan.
5), seorang ahli ibadah memiliki kendali dalam hidupnya, bagaikan rem pakem dalam kendaraan. Setiap kali akan melakukan maksiat, ALLOH SWT akan memberi peringatan agar ia tidak terjerumus. Seorang ahli ibadah akan memiliki kemampuan untuk bertobat.
6), selalu ada dalam bimbingan dan pertolongan Alloh. Bila pada poin pertama Alloh sudah menunjukkan jalan yang tepat, maka pada poin ini kita akan dituntun untuk melewati jalan tersebut.
7), seorang ahli ibadah akan memiliki kekuatan ruhiyah, tak heran bila kata-katanya bertenaga, penuh hikmah, berwibawa dan setiap keputusan yang diambilnya selalu tepat.
Kemampuan Manusia untuk melakukan Ma’rifat
ALLOH SWT menciptakan manusia dengan sempurna yaitu diberikannya bentuk tubuh yang baik, akal pikiran dan nafsu, kemudian manusia itu sendiri yang menentukan mampu atau tidaknya menggunakan pemberian Alloh dengan baik (QS. Attin: 4-5). Ruh sebagai power untuk menghidupkan seluruh anggota badan, Akal sebagai alat untuk menerima ilmu pengetahuan atau untuk mengetahui hakikat sesuatu secara logis tanpa mempertimbangkan hal-hal yang irasional, anggota tubuh seperti panca indra yang hanya dapat merealisasikan secara indrawi tanpa mempertimbangkan pernghalangnya. Dari semua anggota tubuh manusia hanya Hati yang dapat menerima sesuatu yang mutlak dari Alloh yang maha kuasa karena hati adalah sebagai tuan dari anggota tubuh, semua aktivitas anggota tubuh digerakkan oleh hati dan hati adalah Alloh yang menggerakkan.

" Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya " (QS.Al Bayyinah:4-6).
" Sesungguhnya Alloh mempunyai karunia terhadap manusia tetapi manusia kebanyakan tidak bersyukur " (QS.Al Baqarah:243), (Al Mu'min:61), (Yunus:60).
" Alloh menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendakinya diantara hamba-hamba Nya " (QS.Al Baqarah:90).
Alloh telah menyediakan dan memberikan beberapa kelebihan untuk manusia sehingga manusia yang asal mulanya sama diciptakan dari tanah kemudian mempunyai tingkat kelebihan yang berbeda disisi Alloh karena ketaqwaan dan usaha mereka untuk mencapai kehadhirat-Nya. Kelebihan Alloh yang diberikan kepada manusia diluar adat kebisaan manusia biasa (Khariqul Adat) dan diluar akal manusia, sehingga manusia yang mendapat kelebihan dapat berbuat diluar adat dan akal manusia.
1. Para Rasul
Mendapat kelebihan Mu'jizat dengan jalan mendapat Wahyu dari Alloh untuk bekal da'wah menegakkan agama Tauhid dan memberantas kemusyrikan.

Katakanlah: " Sesunggguhnya aku ini ( asalnya ) hanya manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku. Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa " (QS. Al Kahfi:110 ).
"Rasul-rasul itu kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan Dia) dan sebagian- sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa Mu'jizat serta kami perkuat mereka dengan Ruhul Qudus " (QS. Al Baqarah:253)

2. Para Nabi
Mendapat kelebihan Irhash dengan jalan mendapat Ilham dari Allah untuk bekal da'wah menegakkan kebenaran dan menghapuskan kejahatan.
" Dan sesungguhnya telah kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu diatas sebagian ( yang lain ) dan kami berikan Zabur kepada Daud " (QS. Al Isra:55).

3. Para Wali
Mendapat Karomah dengan jalan Mujahadah dan Riyadhoh yang tinggi dalam menjalankan pengetahuan tasawuf hingga mencapai Ma'rifat kepada Allah.
Hubungan para wali dengan Allah sudah sangat harmonis sehingga segala kelakuan mereka dalam ketentuan Allah tanpa ada pengaruh syaitan, hawa Nafsu dan keduniaan. Banyak kita temui Karomah para wali dijagat raya ini yang diluar kemampuan akal dan fisik manusia biasa untuk membuktikan keagungan dan kebenaran Allah.
" Ingatlah,sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa " (QS. Yunus:62-63)

4. Para shalihin (orang-orang yang salih)
Mendapat Ma'unah karena ketaqwaan mereka kepada Allah dan Istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhkan laranganNya.
“ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu " (QS. Al Hujarat:13).
" Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan " (QS.Al Mujadilah:11).
" Dan Allah mempunyai kelebihan ( yang dicurahkan ) atas orang-orang yang beriman " (QS. Ali Imran:152).

5. Orang-orang yang Kafir atau Fasik
Mendapat Istidroj yaitu kelebihan yang luar biasa yang menyalahi adat kebisaan manusia dengan jalan bersekutu dengan syaitan atau Jin kafir sebagai uluran azab Allah karena kekafiran atau kefasikan mereka.
" Dan kami lebihkan mereka (Bani Israil) atas yang lain didunia ini " (QS. al Jatsiyah:16)
Perintah Mencari Kelebihan Allah dengan hati ( Melakukan Ma’rifat)
Hati menurut ilmu kedokteran adalah darah hitam yang beku mempunyai bentuk tersendiri letaknya disebelah kiri dada (Heart) berfungsi sebagai penetral darah. Tetapi Imam Al Gazali tidak berbicara tentang bentuk dan fungsinya menurut ilmu kedokteran hanya berbicara menurut pandangan ilmu kebathinan (Tasauf). Hati menurut pandangan Tasauf adalah unsur halus yang bersifat ke-Tuhanan dan metafisik yang berada pada bentuk hati yang bersifat jasmani.
Kelebihan Allah yang diberikan kepada manusia tertampung dalam wadah yang mulia yaitu hati. Kelebihan Allah yang ada pada hati manusia adalah akal, Bashiroh (Mata bathin), Niat, Pengetahuan Illahi / Hikmah dan yang tertinggi adalah Ma'rifat.
Sesungguhnya Allah memerintahkan HambaNya untuk mencari kelebihannya, salah satunya adalah dekat mendekatkan diri padanya melalui hati sanubari (ma’rifat), sebagaimana ayat-ayat dibawah ini :
" Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari kelebihanNya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu " (QS. Annisa:32).
" Dia akan memberi pada tiap-tiap orang yang mempunyai kelebihan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut akan ditimpa siksa hari qiamat " (QS. Huud:2).
Ma'afkanlah aku jk ada kalimat yang kurang pas dihati saudara-sadariku fillah mohon kiranya fintu Ma'af yang seluas-luasnya dan juga spa yang tidak faham tautanku diatas ini kupersilahkan datang pada Ahlinya Atau datang langsung ke Pesantren Akmaliah salafiah d/a: jl Akmaliah N0:72 KLAPA DUA WETAN
CIRACAS JAKARTA TIMUR Oleh pembimbing / GURU SYEIKH MURSYID AKMALIAH. CMH,IBRAHIM
والسّـــلام عليـــــكم ورحمـــةالله وبركاته.
الفقير: كمــل سبحـــان قســطلاني
دمـــاء بنــطار.

Suruhan Nabi SAW




(Dan )menyuruh pula oleh Nabi saw akan bernikah,dan sabdanya:
‘Hai segala orang yang muda,bernikah-nikah barang yang kuasa daripada kamu akan bernikah,maka hendaklah beristeri, maka sungguhnya beristeri itu ,iaitu memejamkan ia bagi  mata dan memelihara ia bagi farajnya dan barangsiapa tiada kuasa,makalazimkanlah atasnya dengan puasa,maka bahawa sungguhnya puasa itu melemahkan ia akan syahwat’.
(Dan ) lagi sabda Nabi saw
“bernikahlah kamu dan berbanyaklah kamu,maka bahawa sungguhnya  aku lagi akan bermegah-megahan dengan kamu pada segala umat yang dahulu-dahulu pada hari kiamat”.

Tuesday 23 October 2012

disekat amalan dari melepasi 7 langit


jika berkehendak kamu pada kebaikan pada dirimu maka luankanlah masamu untuk mencarinya..

Dengan nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang
"Dan janganlah Engkau hinakan aku
pada hari mereka dibangkitkan.
(Yaitu) di hari harta dan anak tidak
berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang
bersih" (Asy Syuara: 87-89)
Amalan yang dilaknat Allah SWT dan
para malaikat
Imam Abdullah bin al-Mubarak R.A.
telah meriwayatkan di dalam kitab
Al-Zuhd dengan sanad beliau
daripada seorang lelaki iaitu
Khalid bin Maadan yang pernah
berkata kepada Muaz: “Wahai Muaz!
Ceritakanlah kepadaku sebuah
hadith yang pernah engkau dengar
daripada Rasulullah s.a.w..
Lalu Muaz menagis sehingga aku
sangka ia tidak dapat berhenti tetapi
akhirnya Muaz berhenti daripada
tangisannya kemudian lalu Muaz
berkata: Aku mendengar Rasulullah
s.a.w. pernah bersabda kepadaku:
Wahai Muaz! Sebenarnya aku mahu
ceritakan kepada kamu sebuah
hadith jikalau engkau mampu
memeliharanya pasti ia akan
memberi manafaat akan dikau di sisi
Allah tetapi jika engkau mensia-
siakannya dan tidak memeliharanya
maka akan terputuslah hujahmu di
hadapan Allah pada hari kiamat
nanti.
Wahai Muaz! Sesungguhnya Allah
s.w.t. telah menjadikan tujuh orang
malaikat sebelum ia menciptakan
langit dan bumi lalu ditentukannya
pada setiap langit seorang malaikat
daripada mereka untuk menjaga
pintu langit tersebut. Lalu naiklah
malaikat Hafazhah membawa amalan
seseorang hamba yang dilakukannya
mulai dari pagi sampai ke petang.
Amalan tersebut mempunyai nur
bagaikan cahaya matahari, sehingga
apabila malaikat Hafazhah yang
membawa amalan hamba itu sampai
ke langit pertama. Mereka
menganggap bahawa amalan itu baik
dan sangat banyak lalu berkata
malaikat penjaga langit pertama itu
bagi malaikat Hafazhah:
“Pukulkan dengan amalan ini akan
muka orang yang mengerjakannya.
Akulah malaikat penjaga ghibah
(mengumpat). Allah telah
menyuruhku supaya aku tidak
membiarkan amalan orang yang
mengumpat orang lain itu dapat
melalui aku untuk terus naik ke
atas”
Kemudian datang pula malaikat
Hafazhah membawa amalan
seseorang hamba. Mereka
menganggap bahawa amalan itu
sangat baik dan sangat banyak
(malaikat itu berjaya melintasi langit
yang pertama kerana orang yang
mengerjakan amalan tersebut tidak
terlibat dengan dosa mengumpat
orang) sehingga mereka sampai ke
langit yang kedua lalu berkata
malaikat penjaga langit yang kedua
itu:
“ Berhenti kamu di sini dan
pukulkan dengan amalan ini akan
muka orang yang mengerjakanya
kerana ia mengkehendaki dengan
amalannya akan mendapat
keuntungan dunia. Allah telah
menyuruhku supaya tidak
membiarkan amalan orang seperti
ini melintasi aku untuk terus naik ke
atas. Selain daripad itu ia juga suka
membesarkan diri di dalam majlis
perjumpaan. Akulah malaikat
penjaga kebesaran.”
Kemudian naik pula malaikat
Hafazhah membawa amal seseorang
hamba yang penuh dengan sinaran
dan cahaya daripada pahala
sedekah, sembahyang, puasa. Para
malaikat Hafazhah merasa hairan
melihat keindahan amalan tersebut
lalu mereka membawa amalan itu
( melintasi langit yang pertama dan
kedua) sehingga sampai ke pintu
langit yan ketiga maka berkata
malaikat penjaga langit ketiga itu:
“ Berhenti kamu di sini dan
pukulkan dengan amalan ini akan
muka orang yang mengerjakannya.
Akulah malaikat takbur. Allah
menyuruhku supaya tidak
membiarkan amalan orang yang
takbur dapat melintasiku. Orang itu
sangat suka membesarkan diri di
dalam majlis orang ramai.”
Kemudian naik pula malaikat
Hafazhah membawa amal seseorang
hamba. Amal itu bersinar-sinar
seperti bersinarnya bintang yang
berkelip-kelip. Baginya suara tasbih,
sembahyang, puasa, haji dan umrah.
Para malaikat Hafazhah berjaya
membawa amalan itu sehingga
sampai ke pintu langit yang keempat
maka berkata malaikat penjaga
langit keempat itu:
“ Berhenti kamu di sini dan
pukulkan dengan amalan ini akan
muka orang yang mengerjakannya,
belakang dan juga perutnya. Akulah
malaikat ‘ujub. Allah menyuruhku
supaya tidak membiarkan amalan
orang yang ‘ujub dapat melintasiku.
Ia beramal adalah dengan dorongan
perasaan ‘ujub terhadap dirinya.”
Kemudian naik pula malaikat
Hafazhah membawa amal seseorang
hamba sehingga mereka berjaya
sampai ke pintu langit yang kelima
seolah-olah amalan itu pengantin
yang dihantar (disambut) ke rumah
suaminya (maksudnya amalan itu
berseri-seri) lalu berkata malaikat
penjaga langit yang pertama:
“ Berhenti kamu dan pukulkan
dengan amalan ini akan muka orang
yang mengerjakannya dan
campakkanya di atas tengkoknya.
Akulah malaikat hasad , ia sangat
hasud kepada orang berlajar ilmu
dan beramal seperti amalanya. Ia
hasut akan orang lain yang
melakukan sebarang kelebihan di
dalam ibadat, ia juga mencela
mereka. Allah menyuruhku supaya
aku tidak membiarkan amalan orang
yang hasud ini melintasi aku.”
Kemudian naik pula malaikat
Hafazhah membawa amalan
seseorang hamba. Baginya cahaya
seperti bulan purnama daripada
sembahyang, zakat, umrah, jihad
dan puasa. Malaikat Hafazhah
berjaya membawa amalannya
sehingga sampai ke langit yang
keenam lalu berkata malaikat
penjaga langit tersebut:
“ Berhentilah kamu dan pukulkan
amalan ini akan muka orang yang
mengerjakannya kerana ia tidak
belas kasihan kepada hamba-hamba
Allah yang terkena bala dan
kesusahan bahkan ia merasa
gembira dengan demikian. Akulah
malaikat rahmat. Allah menyuruhku
supaya tidak membiarkan amalan
orang yang seperti ini tidak
melintasi aku.”
Kemudian naiklah pula malaikat
Hafazhah membawa amalan
seseorang hamba. Amalan itu
sembahyang, puasa, nafkah, jihad
dan warak. Baginya bunyi
(maksudnya bunyi zikir) seperti
bunyi lebah dan baginya cahaya
seperti cahaya matahari dan naiklah
bersama dengan amalan itu tiga ribu
malaikat. Mereka telah berjaya
membawanya sehingga sampai ke
pintu langit yang ketujuh maka
berkata malaikat penjaga pintulangit
tersebut:
“ Berhentilah kamu dan pukulkan
dengan amalan ini akan muka orang
yang mengerjakannya bahkan
pukulkan pula akan seluruh anggota
badannya dan tutupkan ke atas
hatinya. Akulah malaikat zikir
( seorang yang beramal dengan
tujuan supaya disebut-sebut oleh
orang lain). Aku akan menghalang
amalan orang riak dari sampai
kepada Tuhanku. Ia bukan beramal
bukan kerana mencari keredhaan
Allah tetapi hanya bertujuan supaya
mendapat tempat yang tinggi di hati
para fukaha dan supaya disebut di
kalangan para ulama dan supaya
masyhur namanya di merata tempat.
Allah menyuruhku supaya tidak
membiarkan amalan orang yang riak
itu melintasi aku, kerana setiap
amalan yang tidak ikhlas adalah riak
dan Allah tidak akan menerima
amalan orang yang riak.”
Kemudian naik pula malaikat
Hafazhah dengan amalan seseorang
hamba. Amalan itu berupa
sembahyang, zakat, puasa, haji,
umrah, akhlak mulia, banyak
berdiam (daripada perkara yang
tidak berguna) dan banyak berzikir.
Amalan hamba ini diusung oleh para
malaikat penjaga tujuh petala langit
sehingga mereka melintasi segala
halangan dan sampai kepada Allah.
Para malaikat itu berhenti di
hadapan Allah dan bersaksi dengan
keikhlasan dan kebaikan amalan
tersebut lalu Allah ber firman
kepada para malaikat –Nya:
“ Kamu adalah yang bertugas
menjaga amalan hambaKu ini dan
sebenarnya Aku lebih mengetahui
dengan segala isi hatinya. Ia
sebenarnya tidak mengkehendaki
akan Aku dengan amalannya
tersebut. Ia hanya mengkehendaki
sesuatu yang lain daripadaKu oleh
kerana itu maka Aku turunkan ke
atasnya akan laknatKu.”
Lalu para malaikat tadi berkata: “Ke
atasnya laknatMu dan juga laknat
kami.”
Lalu melaknat akan dia oleh tujuh
petala langit dan seisinya.
Mendengar sabda Rasulullah s.a.w.
ini lalu Muaz menangis seraya
berkata:
“Engkau adalah Rasulullah s.a.w.
sedangkan aku adalah Muaz (hamba
Allah yang bukan Rasul). Maka
bagaimana aku dapat selamat dan
sejahtera”.
Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab:
“Hendaklah engkau ikuti aku
walaupun hanya dengan sedikit
amalan”.
Wahai Muaz jaga lidahmu baik-baik
daripada mencela saudaramu yang
membaca al-Quran (golongan ulama)
dan pertanggungkanlah segala
dosamu ke atasmu dan jangan
engkau mempertanggungkan dosamu
ke atas mereka dan jangan engkau
menganggap dirimu bersih dan
jangan pula engkau mencela orang
lain dan jangan engkau memuji
dirimu di hadapan mereka .
Dan jangan engkau campurkan
urusan dunia di dalam urusan
akhirat . Dan jangan engkau
menyombong diri di dalam majlis
nanti orang ramai akan takut
kepadamu kerana kejahatanmu dan
jangan engkau berbisik kepada
seseorang sedangkan seorang lagi
ada di sisimu dan jangan engkau
membesarkan dirimu , maka akan
terputus daripadamu segala
kebaikan di dunia dan di akhirat.
Dan jangan engkau carikkan (pecah
belah) akan manusia,
maka mencarik akan dikau oleh
anjing-anjing api neraka pada hari
kiamat nanti.
Allah berfirman yang bermaksud: “
Demi yang mencarik dan
carikkan .” (al-Nazi’at: 2)
Apakah engkau ketahui wahai Muaz
siapakah mereka yang mencarik itu?
Muaz bertanya: “Ya Rasulullah,
sebenarnya siapa mereka?” Lalu
Nabi s.a.w. menjawab: “Itulah
anjing-anjing garang di dalam api
neraka yang akan mencarikkan
daging sehingga sampai ke tulang.”
Muaz bertanya: “Ya Rasulullah
siapakah yang mampu melaksanakan
segala perkara yang engkau sebutkan
tadi? Dan siapakah yang akan
selamat daripada seksaan itu?”
Nabi s.a.w. menjawab: “Itu
sebenarnya mudah bagi orang yang
dimudahkan oleh Allah”
Kemudian lalu Khalid bin Maadan
berkata: “Maka aku tidak pernah
melihat seseorang yang banyak
membaca al-Quranul Karim
lebih daripada Muaz kerana beliau
faham terhadap hadith yang besar
ini.”
~dipetik dari kitab Bidayatul
Hidayah-Hujjatul Islam Al Imam Al
Ghazali~